Selamat Datang di Blog Pendidikan Kependudukan Indonesia. Refresh/reload halaman ini jika tulisan tidak muncul. Salam Admin: Aditya Hermawan(SMA Negeri 1 Sungailiat)

Popular Post

Showing posts with label Permasalahan. Show all posts

Masalah Kependudukan Indonesia v.4

By : Unknown
Ingatkah kamu filosofi yang berkembang di sebagian besar masyarakat Indonesia pada waktu lalu, bahwa banyak anak banyak rezeki? Menurutmu benarkah filosofi tersebut? Masih relevankah dengan perkembangan zaman saat ini? Jika melihat perkembangan zaman, semakin mendesaknya kehidupan manusia akan kebutuhan hidup, namun semakin kecilnya peluang atau kesempatan dalam dunia kerja, rasanya kini filosofi itu lebih tepat menjadi: banyak anak banyak masalah. Karena pada kenyataannya, makin besar jumlah penduduk ternyata masih besar pula permasalahan yang timbul.

A. Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Pertumbuhan Penduduk Dunia
Jumlah penduduk di suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah atau negara. Penduduk (population) Indonesia ialah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan, atau mereka yang telah terdaftar secara administrasi kependudukan dimana orang tersebut berdomisili.

1. Pertumbuhan Penduduk di Indonesia.
Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan sehingga jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan. Pelaksanaan sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sensus penduduk di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.

Peta & Grafik Pertumbuhan Penduduk Indonesia


Tabel & Grafik Pertumbuhan Penduduk Denpasar


2. Pertumbuhan Penduduk Dunia
Berdasarkan sensus yang telah dilakukan masing-masing negara di dunia, pada umumnya hampir setiap negara terus mengalami pertumbuhan penduduk. Menurut UNFPA, yaitu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah kependudukan, melaporkan bahwa pada tahun 1804, yaitu kira-kira 200 tahun yang lalu, penduduk dunia hanya berjumlah 1 milyar jiwa. Pertumbuhan penduduk tidak sama di semua negara, ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Negara-negara maju pada umumnya mengalami pertumbuhan penduduk yang lambat, sebaliknya negara-negara terbelakang dan berkembang, pertumbuhan penduduknya jauh lebih tinggi.

Grafik Pertumbuhan Penduduk Dunia



B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yaitu bertambah atau berkurang. Perubahan jumlah penduduk disebabkan adanya pertumbuhan penduduk, baik pertumbuhan positif, ataupun negatif. Faktor demografi meliputi tiga hal pokok, yaitu: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi (migrasi masuk dan migrasi keluar). Kelahiran akan menambah jumlah penduduk, sedangkan kematian akan mengurangi jumlah penduduk. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran di Indonesia.

1. Penunjang Kelahiran (pronatalitas).
Kawin di usia muda. Pandangan banyak anak banyak rezeki. Anak sebagai harapan bagi orang tua. Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua. Anak laki-laki dianggap sebagai penerus keturunan.

2. Penghambat Kelahiran.
Keinginan untuk mempunyai anak dalam jumlah kecil. Penundaan usia kawin sampai selesai pendidikan untuk mendapat pekerjaan. Dilaksanakannya program Keluarga Berencana. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk migrasi.
Pertumbuhan Penduduk Alami, yaitu perkembangan penduduk yang disebabkan angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Angka kelahiran ialah rata-rata banyak bayi yang lahir dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun (angka kelahiran kasar).
Pertumbuhan Penduduk Migrasi ialah perkembangan penduduk yang disebabkan oleh perbedaan antara jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi).

C. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dapat dibedakan atas kepadatan penduduk aritmatik dan kepadatan penduduk agraris.

1. Kepadatan Penduduk Aritmatika.
Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km². Rumus Kepadatan Penduduk Aritmatik adalah sebagai berikut:



2. Kepadatan Penduduk Agraris.
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km², yang tanahnya dapat diolah untuk pertanian. Rumus Kepadatan Penduduk Agraris adalah sebagai berikut:



D. Struktur Penduduk Indonesia
Struktur penduduk adalah penggolongan penduduk menurut ciri tertentu. Struktur penduduk disebut juga komposisi atau susunan penduduk. Penggolongan yang sering dilakukan adalah penggolongan menurut umur, jenis kelamin, mata pencarian, agama, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya.

1. Susunan Penduduk.
Menurut Umur dan Jenis Kelamin. Susunan penduduk menurut umur biasanya dikelompokkan dengan jarak masing-masing 4 tahun. Piramida penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a. Piramida Penduduk Muda (Expansive).
Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, maka ke puncak makin sempit, sehingga berbentuk limas. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian (jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari usia dewasa);
Grafik Piramida Expansive


b. Piramida Penduduk Tetap (Stationer).
Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir sama, sehingga berbentuk seperti granat. Hal ini menggambarkan bahwa angka kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah penduduk usia muda hampir sama dengan usia dewasa;
Grafik Piramida Stationer


c. Piramida Penduduk Tua (Constrictive)

Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar, sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal itu menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat dari angka kematian, sehingga jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan dengan usia dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.

Grafik Piramida Constrictive



2. Susunan Penduduk Menurut Tempat Tinggal.
Susunan penduduk menurut tempat tinggal dapat dijadikan bahan perencanaan bidang pembangunan, antara lain dalam hal: Pengembangan kota, Pembangunan rumah di kota, Penyediaan lapangan kerja, Penyediaan air minum, Lalu lintas, Kebersihan dan Fasilitas.

3. Susunan Penduduk Menurut Pendidikan.
Susunan penduduk menurut pendidikan adalah penggolongan penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang diperoleh.

4. Susunan Penduduk Menurut Lapangan Kerja atau Usaha.
Susunan penduduk menurut pekerjaan/lapangan usaha menunjukkan jenis usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

E. Angka Beban Ketergantungan.


Manusia memerlukan kebutuhan untuk hidup, baik berupa kebutuhan pangan maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus bekerja dan berusaha. Angka beban ketergantungan (dependency ratio). Rumus Angka beban ketergantungan adalah sebagai berikut:



F. Usia Harapan Hidup (Life Expectancy)

Pengertian harapan hidup berbeda dengan lama hidup. Lama hidup atau panjang hidup yaitu jumlah tahun maksimum penduduk untuk dapat hidup. Harapan hidup adalah angka rata-rata jumlah tahun tambahan yang dapat diharapkan oleh seseorang pada umur tertentu untuk dapat hidup terus. Usia harapan hidup dari berbagai daerah, ataupun negara dibuat dalam satu daftar yang disebut indeks harapan hidup.

G. Angka Perbandingan Laki-Laki dan Perempuan (sex ratio)

Sex ratio atau rasio jenis kelamin adalah angka perbandingan yang menunjukkan jumlah laki-laki dari setiap 100 orang perempuan yang terdapat di suatu wilayah pada waktu tertentu. Berdasarkan sensus penduduk Indonesia pada tahun 2000 yang lalu, rasio jenis kelamin penduduk Indonesia sudah di atas 100. Ini berarti jumlah penduduk laki-laki di Indonesia lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan. Berikut ini adalah Rumus Perbandingan Jenis Kelamin (Sex Ratio):


H. Dampak Ledakan Penduduk dan Upaya Mengatasinya
Ledakan penduduk adalah suatu keadaan kependudukan yang memperlihatkan pertumbuhan yang melonjak naik (cepat) dalam jangka waktu yang relatif pendek (30-50) tahun. Sebagai akibat terjadinya ledakan penduduk adalah: Semakin meningkatnya jumlah pengangguran. Semakin bertambahnya angka kemiskinan. Semakin tingginya kekurangan pangan. Semakin berkurangnya luas lautan.

I. Informasi Kependudukan Dalam Peta, Tabel, dan Grafik
Informasi penduduk dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, dan grafik. Peta yang menyajikan informasi tentang kependudukan disebut peta tematik. Peta dapat memberikan informasi kepada pengguna peta tentang kepadatan penduduk di Indonesia pada berbagai daerah.

Berikut ini adalah contoh Peta Kepadatan Penduduk Kotamadya Bandung:


Contoh Grafik Pertumbuhan Penduduk:



Contoh Tabel Pertumbuhan Penduduk:



J. Migrasi dan Faktor Penyebab
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat permanen dan ada pula yang bersifat non permanen. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap.
Jenis-jenis Migrasi. Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara, berdasarkan hal tersebut migrasi dibagi atas dua golongan yaitu: a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk antara satu negara dengan negara lain, dan; b. Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Jenis-jenis Transmigrasi Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di Indonesia dapat dibedakan atas: Transmigrasi umum, Transmigrasi khusus, Transmigrasi spontan atau swakarsa, Transmigrasi swakarya, Transmigrasi lokal, Transmigrasi bedol desa, dan Transmigrasi sektoral.
Faktor Penyebab terjadinya Migrasi. Secara umum faktor-fakor yang menyebabkan terjadinya migrasi dapat disebutkan sebagai berikut: a. Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru; b. Faktor keselamatan, yaitu migrasi karena daerah yang sebelumnya sering dilanda bencana alam seperti longsor; dan c. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan di tempat mereka sebelumnya. d. Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat.

K. Dampak Positif dan Dampak Negatif Migrasi dan Usaha Penanggulangannya
1. Dampak Positif Migrasi Internasional
Dampak positif imigrasi: Bertambahnya jumlah tenaga ahli yang berasal dari para imigran asing. Masuknya modal asing sehingga dapat mempercepat proses pembangunan karena para imigran tersebut menanamkan modalnya di berbagai bidang. Tercapainya alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia.
Dampak positif emigrasi:Meningkatkan pendapatan orang-orang Indonesia yang bekerja di luar negeri. Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tenaga-tenaga ahli dari luar negeri. Memperkenalkan Indonesia kepada dunia melalui tenaga kerja, mahasiswa, dan sebagainya yang berada di luar negeri.

2. Dampak Positif Migrasi Nasional
Dampak positif transmigrasi: Termanfaatkannya lahan-lahan pertanian yang disebabkan oleh datangnya transmigran ke daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja. Meningkatkan taraf hidup para transmigran. Berkurangnya pengangguran, terutama bagi mereka yang ditransmigrasikan. Meningkatnya produksi.
Dampak positif urbanisasi:Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota. Meluasnya kesempatan membuka usaha-usaha baru. Meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk desa yang berurbanisasi ke kota.
Dampak positif ruralisasi:Apabila penduduk kota yang pindah ke desa merupakan tenaga kerja terdidik, dapat menjadi pendorong pembaharuan di desa. Tenaga terampil yang pindah dari kota ke desa, dapat membantu kekurangan tenaga terampil di desa.

3. Dampak Negatif Migrasi Internasional
Dampak negatif imigrasi: Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Masuknya para imigran yang bertujuan tidak baik. Munculnya kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja dalam negeri.
Dampak negatif emigrasi:Tidak terpenuhinya jumlah tenaga ahli Indonesia. Buruknya citra Indonesia akibat ulah emigran yang tidak baik.

4. Dampak Negatif Migrasi Nasional
Dampak negatif transmigrasi:Dana yang diperlukan untuk transmigrasi sangat besar. Terjadinya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran. Ketidakseimbangan luas lahan yang tersedia dengan jumlah orang yang ditransmigrasikan.
Dampak negatif urbanisasi:Tenaga terampil di desa berkurang dengan berpindahnya tenaga terampil ke kota. Penduduk yang tinggal di desa kebanyakan orang-orang tua. Timbulnya permukiman-permukiman kumuh akibat sulitnya perumahan. Padatnya lalu lintas di kota sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.

Sumber : http://abelpetrus.wordpress.com/geography/permasalahan-penduduk/
Tag : ,

Masalah Kependudukan Indonesia V.3

By : Unknown

Permasalahan kependudukan adalah salah satu masalah yang harus di hadapi di setiap negara, bukan tidak mungkin jika angka kelahiran dari tahun ke tahun akan meningkat, pemerintah akan kesulitan untuk mensejahterakan rakyat karena dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia meningkat dan anggaran untuk membantu rakyat menengah kebawah juga ikut meningkat. kebutuhan pokok semakin lama semakin menipis, dan lowongan pekerjaan yang terbatas. Bagaimana jadinya negeri ini nantinya?

Permasalahan kependudukan di Indonesia dibagi menjadi dua permasalahan yaitu kuantitas dan kualitas. untuk memahami lebih jelas, mari kita simak sebagai berikut:
Apakah itu kuantitas penduduk?
Kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, dan susunan penduduk.

1. Jumlah Penduduk.
Jumlah penduduk negara Indonesia merupakan urutan ke-4 terbesar setelah China, India, dan Amerika. pertumbuhan penduduk negara Indonesia juga tinggi, sekitar 1.98 % pertahun. sisi positif dari jumlah penduduk yang tinggi adalah memberdayakannya untuk meningkatkan pembangunan. tetapi ada sisi negatif dari jumlah penduduk yang tinggi, pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar untuk mensejahterakan rakyat. Jika pemerintah tidak mampu, maka akan terjadinya angka penganguran yang tinggi, angka kejahatan juga akan tinggi, pemukiman yang kumuh, dan banyaknya penduduk kekurangan gizi makan.

2. Pertumbuhan Penduduk.
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. berikut ada presentase pertumbuhan penduduk Indonesia:
Tahun1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun,
Tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun,
Tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun,
Tahun 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.

3. Kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk adalah luas wilayah dibagi jumlah penduduk Kepadatan penduduk adalah salah satu masalah kependudukan di Indonesia karena tidak tersebar merata. ada wilayah yang kepadatan penduduknua yang sangat tingg contohnya pulau Jawa dan juga ada wilayah dengan kepadatan yang rendah contohnya Pulau Kalimantan. Hal ini disebabkan oleh perekonomian suatu wilayah.

4. Susunan Penduduk.
Susunan penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, pekejaan dan lain sebagainya. Susunan penduduk digambarkan seperti piramida atau juga disebut dengan piramida penduduk.

Apakah itu kualitas penduduk?
Kualitas penduduk adalah mutu kehidupan penduduk pada suatu negara. beberapa faktor mutu kehidupan penduduk pada suatu negara yaitu meliputi tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan tingkat pendapatan.

1. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan bisa diukur dengan lamanya seseorang menempuh pendidakan formal dan berdasarkan tingkat melek huruf. Tingkat pendidikan bukan menjadi indikator kualitas SDM suatu negara karena kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Seseorang yang memliki pendidikan yang tinggi diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi. Kenyataan di Indonesia kebanyakan seorang yang memiliki pendidikan tinggi atau sarjana banyak yang menganggur. keadaan seperti ini sangat memprihatinkan. Diharapkan tingkat pendidikan berbanding lurus dengan tingkat produktivitas. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang di lakukan pemerintah membawa dampak positif bagi kesejahteraan.

2. Tingkat Kesehatan
Tingkat Kesehatan bisa dijadikan indikator mutu kehidupan suatu negara. karena angka harapan hidup suatu negara tinggi maka mutu kesehatan penduduk tersebut tinggi pula. Tingkat kesehatan tidak lepas dari pendapatan seseorang, jika sesorang mendapatkan pendapatan yang tinggi maka untuk memperoleh pelayanan kesehatan juga tinggi. Jika penduduk suatu negara banyak yang sakit maka pembangunan negara tidak berjalan dengan lancar.

3. Tingkat Pendapatan per Kapita
Tingkat pendapatan perkapita ada pendapatan rata-rata penduduk suatu negara setiap tahunnya. Rendahnya pendapatan perkapita dapat mempengaruhi sektor lain seperi rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan karena terganggu dengan permasalahan perekonomian suatu keluarga.


http://remaja-berencana.blogspot.com/2013/06/permasalahan-kependudukan-di-indonesia.html
Tag : ,

Masalah Kependudukan Indonesia V.2

By : Unknown

Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia. Tingkat pertumbuhan penduduknya juga tinggi. Sebenarnya jumlah penduduk yang besar bukanlah suatu masalah, sebab apabila semua penduduknya memiliki kualitas SDM yang baik maka justru akan memberikan kontribusi kepada negara. Masalah kependudukan di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.

Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.

b. Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup
anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.
b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:
• Sebagai pusat pemerintahan.
• Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
• Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
• Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
• Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar


Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:
• Munculnya permukiman liar.
• Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
• Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
• Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran, dan lain-lain.
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.

Upaya-upaya tersebut adalah:
• Pemerataan pembangunan.
• Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
• Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi.
Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
- Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
- Peningkatan taraf hidup transmigran.
- Pengolahan sumber daya alam.
- Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
- Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
- Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.


Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:
o terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang.
o terjadi kekeringan.
o tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi.

2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif

a. Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1) Angka Kematian
2) Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.

b. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa
dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.

c. Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM
penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?

http://handikap60.blogspot.com/2012/12/masalah-kependudukan-di-indonesia.html
Tag : ,

Masalah Kependudukan Indonesia Versi Menkokesra

By : Unknown

JAKARTA -- 28/10: Kalau bicara soal kependudukan ada empat hal yang harus diperhatikan, yakni kualitas penduduk, kuantitas, mobilitas dan database serta administrasi kependudukan.
"Keempatnya bagi Indonesia masih lumayan berat,” kata Pejabat Sementara Deputi Kependudukan BKKBN Dr Ida Bagus Permana, Hal itu dikemukakan ini pada acara dialog gerakan masyarakat mandiri ‘Menyongsong Penduduk Dunia 7 Miliar’ yang digelar Yayasan Damandiri bersama RRI, dan D Radio, di RRI Pusat, Jakarta, Jumat sore.
Hadir pada acara ini antara lain Ketua Yayasan Damandiri Prof Haryono Suyono (mantan Menko Kesra dan Taskin), Ketua Ikatan Sukarelawan Indonesia Parni Hardi (mantan Dirut LPP RRI), Direktur Program LPP RRI Mashudi, para pengurus Yayasan Damandiri, sejumlah rektor perguruan tinggi, dan mahasiswa.
Mengutip laporan UNFPA, IB Permana mengemukakan pada 31 Oktober mendatang diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar orang. Ini perkiraan badan PBB yang menangani masalah kependudukan (UNFPA).
UNFPA juga menyebutkan tahun ketika penduduk dunia mencapaI kelipatan satu milira, yaitu pada 1804 jumlah penghuni bumi sebanyakl satu miliar orang, pada 1927 menjadi dua miliar, kemudian pada1959 mencapai tiga miliar.
Jumlah empat miliar terjadi pada 1974, sedangkan pada 1987 bertambah menjadi lima miliar. Sementara itu pada 1999, tahun ketika angka enam miliar teramati oleh PBB, jumlah penduduk sebesar enam miliar. Dan 2011 ini sudah menjadi tujuh miliar.
Orang Bali yang selalu mengenakan peci warna hitam ini mengemukakan, soal kuantitas, penduduk Indonesia terbanyak nomor empat di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Sementara laju pertumbuhan penduduk (LPP) meski sempat turun dari 2,34% pada masa lalu menjadi 1,47 pada tahun 2000, namun pada 2010 sesuai hasil Sensus Penduduk 2010 kembali naik menjadi 1,49%.
“Kalau kualitas penduduknya seperti Amerika tidak apa-apa, meski negara tersebut di urutan tiga,” tambah IB Permana yang terpaksa meninggalkan tempat acara karena harus terbang ke Medan.

Kualitas penduduk Indonesia juga masih memprihatinkan, karena kalau dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menduduki urutan peringkat bawah, yakni 108 dari sekitar 180 negara.
Sementara untuk mobilitas, persebaran penduduk Indonesia juga belum merata, meskipun perbandingan penduduk di Jawa dan luar Jawa kian ‘bagus’ yakni 70 dibanding 30 menjadi sekarang di Jawa tinggal 58%.
Di bidang administrasi kependudukan juga tengah dibenahi, sehingga kasus-kasus KTP ganda tidak ada lagi. (heru)


http://www.menkokesra.go.id/content/indonesia-hadapi-4-masalah-kependudukan
Tag : ,

Masalah Kependudukan Indonesia v.1

By : Unknown
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:

A. Demografis
1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.
Dari data yang saya ambil dari Kabupaten Kepulaun Selayar akan mewakili jumlah penduduk Indonesia, di bawah ini dapat dilihat bagaimana jumlah penduduk di Kepualuan Kepulauan Selayar dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hal ini tentunya memberikan berbagai dampak baik postif dan negatif. Sebelum membahas tentang masalah kependudukan, ada baiknya kita mengetahui dampak positifnya lebih dahulu antara lain sebagai penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam, mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.

Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam.

Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.

2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani oleh BKKBN.


Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia semakin menurun. Pertambahan yang terjadi tidak terlalu tinggi daripada tahun sebelumnya. Namun, alangkah lebih baik apabila persentase pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka dibawah 1%. Dalam penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju selalu memiliki angka pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat menurun merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
Sumber air
Perhubangan atau transportasi
Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.

B. Non Demografis Bersifat Kualitatif
1. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR bagi penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.
Dari data di atas dapat dilihat bagaimana penurunan yang terjadi pada angka kematian bayi di Indonesia yang dihitung berdasar jumlah kematian di setiap 1000 kelahiran per tahun. Penurunan ini menujukkan usaha untuk perbaikan dalam bidang kesehatan terus saja diupayakan guna meningkatkan kualitas hidup manusia Indonsia. Berbagai layanan kesehata yang dibuka seperti imunisasi dan juga posyandu tentunya menjadi harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan yang ada saat ini.
Sebagai tambahan, terdapat tabel yang menujukkan bagaimana kondisi status gizi buruk yang ada di Indonesia tahun 1998-2003. Pemenuhan Gizi yang baik tentunya akan sangat berpengaruh pada kesehatan jika dikaitkan dengan kemampuan bayi untuk bertahan dari penyakit. Kebutuhan akan gizi yang terpenuhi akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga lebih kebal terhadap penyakit. Dari grafik di bawah ini, masih banyak terdapat balita yang mengalami gizi kurang bahkan gizi buruk. Hal ini menujukkan bahwa perbaikan dalam hal kesehatan masih perlu dilakukan.
Selain indikator tersebut, pengukuran tingkat kesehatan juga dapat dilakukan dengan melihat usia harapan hidup manusia Indonesia. Dalam Population Data Sheet 2012, usia harapan hidup orang Indonesia adalah 72 tahun sedangkan tahun 2011 rata-rata usia harapan hidupnya 71. Hal ini menujukkan usaha peningkatan dan perbaikan kualitas kesehatan manusia Indonesia. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.

2. Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
Namun kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
Jika diamati, kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.

3. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat signifikan. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan ini. namun, angka 30 juta masih menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan di capai tahun 2015.
Selain kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat jelas di Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam saja dengan kemiskinan yang ada. tidak mengherankan apabila negara Indonesia memiliki jumlah rakyat miskin yang cukup banyak.
Yang manjadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa menjadi negara yang penduduknya miskin padahal kaya sedangkan banyak negara yan miskin sumber daya namun menjadi negara-negara kaya yang menguasai dunia. Jawabannya kembali ke sumber daya manusia. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Ini dibuktikan oleh negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi sperti Jepang. Kurangnya perhatian terhadap SDM Indonesia menjadikan rakyat banyak yang menderita. Seharusnya kenyataan ini menjadikan dasar pertimbangan kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal ini tetap kemakmuran rakyat merupakan hal utama yang harus di perhatikan demi terciptanya Indonesia yang merdeka seutuhnya.

(Sumber: hamimincore.blogdetik.com/2013/05/25/masalah-kependudukan-di-indonesia)
Tag : ,

- Copyright © Kependudukan Indonesia - D.A.L - Powered by Blogger - Redesigned by Aditya Hermawan -