Selamat Datang di Blog Pendidikan Kependudukan Indonesia. Refresh/reload halaman ini jika tulisan tidak muncul. Salam Admin: Aditya Hermawan(SMA Negeri 1 Sungailiat)

Popular Post

Archive for July 2013

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kependudukan

By : Unknown
Terdapat beberapa solusi yang bisa digunakan sebagai upaya pencegahan atas masalah kependudukan, diantaranya:
1. Melaksanakan program KB (2 anak lebih baik)
2. Menunda pernikahan dini
3. Meratakan pertumbuhan penduduk
Dari solusi tersebut, diharapakan Pertumbuhan Penduduk di negara Indonesia bisa lebih stabil dan hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya.

Indonesia dengan jumlah penduduknya kira-kira 185 juta, termasuk negara-negara yang paling banyak jumlah penduduknya. Karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan jumlah penduduk ini penting sekali di Indonesia. Kalau di masa depan jumlah ini mau jadi lebih banyak lagi, pasti ada lebih banyak masalah sosial lagi. Pemerintah Indonesia sudah mengambil dua macam tindakan untuk mencegah masalah sosial ini. Yang pertama adalah program KB atau Keluarga Berencana dan yang kedua adalah program transmigrasi. Kedua program ini sudah lama dapat banyak kritik, dari dalam negeri dan dari luar negeri.

Berikut kekurangan dan kelebihan dari masing-masing program :
1. Program Transmigrasi
Program transmigrasi adalah program nasional untuk memindahkan kelompok penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Misalnya, kalau ada tempat di mana ada terlalu banyak penduduk, di sana pasti ada banyak masalah, seperti masalah kesehatan, masalah tanah, dan masalah sosial yan lain. Untuk mencegah masalah itu, pemerintah coba memindahkan penduduk dari tempat-tempat seperti itu ke tempat yang lain di mana jumlah penduduknya sedikit. Jadi dulu, penduduk Jawa, Madura dan Bali sudah dipindahkan ke Irian Jaya, Sumatra, dan Kalimantan.
Kami rasa program transmigrasi ini sudah banyak menolong penduduk Indonesia. Peserta program transmigrasi diberi sebuah rumah, alat-alat untuk bertani dan sedikit uang. Ada sekolah dan puskesmas. Setelah dipindahkan, kehidupan mereka lebih baik daripada dulu.
Program ini dapat banyak kritik. Kritik yang pertama adalah mengenai hutan yang menghilang karena transmigran. Mereka menebang pohon-pohon untuk mempersiapkan ladang mereka. Kemudian, dulu ada kelompok transmigran di Kalimantan yang tidak diberi fasilitas untuk bertani. Jadi, mereka tidak bisa berdikari (yaitu: “BERDIri di atas KAkinya sendiRI”). Juga ada masalah kehilangan tempat tinggal orang setempat seperti orang Kubu di Sumatra dan orang Dayak di Kalimantan. Tanah mereka diambil orang transmigran yang baru. Menurut saya, masalah-masalah ini dibesarkan dengan sengaja. Program transmigrasi memang berhasil. Sudah 3.6 juta orang dipindahkan dalam program ini, dan kehidupan mereka sekarang jauh lebih baik daripada dulu.

2. Program Keluarga Berencana
Dalam program Keluarga Berencana (“Dua Anak Cukup!”), suami-istri diberi informasi dan alat/obat kontrasepsi. Dengan ini, pemerintah mencoba untuk mencegah kelahiran terlalu banyak anak. Kritik atas program ini adalah kritik mengenai obat kontrasepsi yang bernama “Norplant”. Perempuan yang pakai Norplant itu tidak bisa beranak lagi untuk selamanya. Dan ada juga orang yang bilang bahwa perempuan dipaksa untuk pakai Norplant ini (Norplant ada sebuah obat yang disuntikkan di bawah kulit). Kami berpendapat bahwa kedua program ini, yaitu transmigrasi dan Keluarga Berencana, memang sudah berhasil. Sekarang di Indonesia, jumlah anak yang lahir setiap tahun sudah menurun. Kalau Indonesia mau mencegah masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk, saya rasa pemerintah harus meneruskan kedua program ini. Selain itu, terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:

1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB)

2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
a. Program Transmigrasi
b. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.

3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin

4. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah
d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah

5. Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
c. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

Solusi Masalah Kependudukan di Indonesia melalui PHBK

By : Unknown
Salah satu cara mengatasinya adalah dengan PHBK. Apa itu?
PHBK adalah kepanjangan dari Perilaku Hidup Berwawasan Kependudukan. Dengan kata lain PHBK adalah pandangan, sikap dan perilaku yang responsif, rasional dan bertanggung jawab terhadap pemecahan masalah kependudukan di suatu wilayah atau negara untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat yang adil, makmur, merata dan.berkualitas.

A. Ciri-ciri PHBK:
a. Peduli terhadap manusia dan kebutuhan hidupnya
b. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan kehidupan ekonominya
c. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan kehidupan sosial, budaya dan agama
d. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan lingkingan hidup

B. Operasional PHBK:
Dalam operasionalnya PHBK yang harus dilakukan oleh seluruh penduduk mencakup 10 perilaku hidup, yaitu :

a. Penundaan Usia Perkawinan: laki-laki 25 tahun, perempuan 20 tahun
UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk satu rumah tangga atau keluarga yang bahagia dan sejahtera. Berdasarkan undang-undang tersebut bahwa seseorang yang melangsungkan perkawinan harus mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Untuk mencapai itu, syarat minimal yang harus dimiliki oleh pasangan suami istri adalah sehat dalam artian sehat secara jasmani, mental, ekonomi dan sosial sehingga memungkinan keluarga tersebut dapat melakukan hal-hal yang produktif. Kondisi sehat secara jasmani, mental, ekonomi dan sosial bagi pasangan suami istri diyakini dicapai oleh laki-laki pada usia 25 tahun dan perempuan pada usia 20 tahun.
Dari sisi fertilitas, semakin dewasa seorang wanita melangsungkan perkawinan maka kesempatan untuk hamil dan melahirkan akan semakin pendek, sebaliknya semakin muda seorang perempuan melangsungkan perkawinan maka akan semakin panjang bagi perempuan untuk dapat hamil dan melahirkan. Pendewasaan usia perkawinan harus terus digelorakan kepada penduduk khususnya perempuan, karena perkawinan muda masih banyak terjadi.

b. Memiliki 2 anak lebih baik
Salah satu fungsi perkawinan adalah untuk meneruskan keturunan. Dalam pelaksanaannya fungsi tersebut harus bisa dikontrol dengan baik, dalam artian pasangan suami istri harus betul-betul dapat merencanakan berapa jumlah anak yang dinginkan sesuai dengan kemampuannya. Dalam merencanakan berapa jumlah anak, secara teori dapat dilihat dari sisi apa pasangan suami istri menilai tentang anak, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Anak dilihat dari sisi pembiayaan (cost) yang harus dikeluarkan
Bila pasangan suami istri menilai kepemilikan anak dari sisi pembiayaan yang harus dikeluarkan, ada kecenderungan pasangan suami istri untuk memiliki anak sedikit.

b) Anak dinilai sebagai investasi untuk masa depan
Bila anak dinilai sebagai investasi masa depan tempat di mana anak akan dijadikan tempat berlindung pada saat pasangan memasuki hari tua, biasanya ada kecenderungan pasangan suami istri untuk mempunyai anak banyak. Sering terlontar dari ucapan seorang ibu pada anakanya “nak, kalau sudah tua aku tinggal keliling ke rumah anak, satu bulan di kamu, satu bulan di adikmu satu bulan di kakakmu dan seterusnya”. Ucapan ini tentu mengindikasikan bahwa anak dijadikan sebagai investasi orang tua di masa depan. Untuk melihat berapa sebaiknya jumlah anak dimiliki oleh pasangan suami istri, sebaiknya kepada para keluarga disosialisakan tentang Reproduksi Sehat.
Melalui pola reproduksi sehat dapat diketahui bahwa umur yang paling aman untuk melahirkan adalah pada saat perempuan berusia 20-30 tahun dengan jarak melahirkan yang paling bagus adalah 5 tahun. Dengan pola tersebut maka pasangan suami istri akan mempunyai anak sesuai dengan program yang dilaksanakan pemerintah mempunyai 2 anak lebih baik.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian pada Rumah-rumah Sakit Pendidikan di Indonesia sekitar tahun 1980-1981 dapat disimpulkan, antara lain :
1). Resiko melahirkan dua anak saja relatif lebih kecil dari pada melahirkan anak lebih dari dua
2). Jarak antara tiap kehamilan yang dianggap cukup aman adalah 3 sampai 4 tahun
3). Usia terbaik danpaling aman bagi ibu untuk melahirkan ialah 20 s.d 30 tahun
4). Resikofbahaya kematian perinatal (bayi lahir) sangat kecil bila ibu melahirkan pada usia antara 20 sampai 30 tahun (PKMI, 1992).

Penelitian Surapaty dan Prayitno, 1995 menyebutkan resiko kematian maternal di Sumatera Selatan dan Jawa Timur lebih tinggi pada mereka yang tidak ikut KB. Penelitian Setiawan dan Dasuki (1995) menyebutkan bahwa kehamilan pada usia remajamemberikan tambahan resiko terjadinya BBLR 4 kali, dibandingkan dengan kehamilan pada usia reproduksi sehat (Setiawan dan Dasuki, 1995). Sedangkan hasil penelitian Sangian dan Rattu di RSUP Manado pada tahun 1997 menyebutkan bahwa secara keseluruhan penyulit kehamilan pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun (primi muda) lebih tinggi dibandingkan primi usia reproduksi sehat pada usia 20 – 30 tahun

c. Mengatur Jarak Kelahiran
Dalam pola reproduksi sehat dijelaskan, disamping pasangan suami istri diupayakan untuk mempunyai anak 2 orang saja, juga harus diupayakan agar jarak kelahiran anak yang satu dengan anak yang lainnya dapat diatur dengan baik, kalau memungkinkan 5 tahun. United Stated Agency for International Development (USAID) yang menyebutkan bahwa angka mortalitas bayi yang mempunyai jarak kelahiran kurang dari 2 tahun menunjukkan 71 % lebih tinggi dibandingkan yang berjarak dua sampai tiga tahun (Graef dkk., 1996).

d. Menggunakan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi bertujuan untuk menjarangkan kelahiran. Banyak cara kontrasepsi yang dapat dipakai oleh pasangan suami istri, baik yang bersifat hormonal, seperti suntik KB, pil, implan maupun yang bersifat non hormonal seperti IUD, Kondom maupun media operasi. Setiap kontrasepsi yang dipakai apapun jenisnya mempunyai keefektifan dalam mencegah kehamilan.

e. Meningkatkan usaha ekonomi keluarga

Salah satu fungsi keluarga yang harus dilaksanakan oleh setiap keluarga adalah fungsi ekonomi. Dalam hal ini kepada para istri dapat diberi peluang untuk melakukan usaha ekonomi produktif dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga. Untuk kepentingan ini sejak dekade tahun 1980-an BKKBN telah mengembangkan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), di mana kepada keluarga-keluarga diberikan peluang untuk dapat melakukan usaha dengan pemberian bantuan modal dan bimbingan usaha bekerjasama dengan sektor-sektor terkait.

f. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Salah satu permasalahan kualitas penduduk Indonesia saat ini adalah masih tinggi angka kematian ibu karena hamil dan melahirkan, yaitu masih berkisar 228/100.000 kelahiran hidup. Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu adalah melalui persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan, seperti dukun bayi masih cukup tinggi, yaitu sekitar 24 %. Untuk Sumatera Selatan persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun) lebih tinggi dari angka nasional, yaitu sekitar 28,6 %. Dalam upaya mencapai derajat kesehatan ibu perlu terus disosialisasikan tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
 
g. Melaporkan setiap kelahiran, kematian, dan perpindahan
Untuk kepentingan perencanaan program pembangunan data merupakan hal yang sangat vital. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mendapatkan data registrasi vital yang akurat sehingga bisa dimanfaatkan dalam perencanaan program pembangunan yang tepat guna dan berhasil guna, masyarakat diharapkan mempunyai kesadaran tertib administrasi kependudukan, artinya melaporkan setiap kejadian vital (kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk) kepada petugas. Hasil uji coba kegiatan PHBK yang dilakukan di 4 propinsi terpilih yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Bali, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya masalah pelaporan kelahiran menjadi hal yang patut menjadi perhatian.
Perlu kerjasama yang dikembangkan oleh petugas terkait dengan tertib adminstrasi, masyarakat perlu difasilitasi dalam membiasakan diri melaporkan kejadian vital, seperti untuk pembuatan akta kelahiran. Bidan atau siapapun yang menolong persalinan harus berupaya memberi bantuan masyarakat untuk mendapatkan akte kelahiran anaknya. Begitu tenaga kesehatan menolong persalinan mungkin bisa langsung membantu masyarakat untuk melaporkan persalinannya melalui surat keterangan lahir kepada petugas kelurahan untuk selanjutnya diproses di Kecamatan dan Kantor Catatan Sipil.

h. Keluarga ramah anak dan lingkungan

Dalam upaya menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera perlu diciptakan hubungan yang serasi dan selaras antar anggota keluarga. Orang tua diharapkan dapat menciptakan kelyarga ramah anak, antara lain melalui pemberian penghargaan kepada anak (misalnya mengucapkan terima kasih apabila ditolong anak), peduli terhadap kebutuhan anak.
Disamping menciptakan keluarga ramah anak, setiap keluarga juga harus menciptakan keluarga ramah lingkungan. Keluarga harus menciptakan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini patut disadari karena manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.
 
i. Keluarga berkarakter (sosial, budaya, agama)
Berkarakter tidak hanya diajarkan kepada anak pada saat di sekolah ini, seperti penerapan kurikulum 2013 pendidikan tetapi juga diajarkan kepada anak sejak anak berada di keluarga tetapi kehidupan modern saat ini telah berdampak pada karakter anak bangsa. Pengaruh negatif globalisasi menimbulkan masyarakat Indonesia kini mulai banyak yang bersifat individualistis, budaya bangsa Indonesia yang terkenal dengan keramahtamahan dan sifat gotong royong kini mulai bergeser menjadi pola hidup yang keras. Banyak permasalahan yang bisa diselesaikan secara kekeluargaan berakhir dengan tindakan kekerasan dan anarkis, seperti penganiayaan bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan pembunuhan. Kondisi tersebut diperparah dengan buruknya tingkat perekonomian masyarakat dan semakin sulitnya hidup serta kerasnya tingkat pesaingan. Nilai-nilai agama banyak yang dilanggar. Sebagian masyarakat banyak yang sudah tidak malu lagi ketika berbuat kesalahan.
Untuk menciptakan keluarga berkarakter, sudah saatnya keluarga menjalankan fungsi sosial budaya artinya keluarga harus mempunyai filter atau penyaring terhadap budaya, nilai dan moral yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Saat ini kita merindukan kembali bangsa Indonesia yang terkenal dengan keramahtamahan dan kegotongroyongannya.

j. Keluarga peduli pendidikan
Pendidikan merupakan pondasi bagi seseorang untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Malalui pendidikan yang diberikan oleh kepala keluarga kepada anggota keluarganya diharapkan SDM Indonesia dapat terus ditingkatkan sehingga dapat bersaing baik secara regional maupun internasional. Saat ini keprihatinan melanda bangsa Indonesia. Penilaian IPM yang dikeluarkan oleh UNDP telah menempatkan SDM Indonesia berada pada urutan ke 124 dari 187 negara.
Untuk dapat memberikan pendidikan yang layak kepada anggota keluarganya, setiap keluarga harus mempunyai kemampuan ekonomi yang mumpuni. Perencanaan jumlah anak yang dimiliki akan sangat membantu keluarga dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.


Akhirnya kita berharap 10 butir PHBK ini dapat dilakukan seluruh penduduk dengan segenap kesadaran. Butir-butir PHBK semoga bukan hanya slogan saja tetapi dapat menjadi gaya hidup keluarga di Indonesia, sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang kuat, mandiri dan maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain.


Tag : ,

Hubungan Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan

By : Unknown
Pertumbuhan penduduk masih menjadi masalah yang harus dikaji dengan serius di sebagian besar negara-negara berkembang di dunia, hal ini dapat berpengaruh ke berbagai faktor masyarakat negara tersebut, faktor yang sangat vital yaitu tingkat pendidikan.

Banyak hal yang dapat dijadikan acuan atau tolak ukur pertumbuhan penduduk di suatu negara, seperti kesejahteraan rakyat, persebaran penduduk, serta pendapatan per kapita, semua hal itu dikaji berdasarkan kurun waktu tertentu.

Hal yang paling dihindari dari suatu pertumbuhan penduduk yaitu terjadinya ledakan penduduk, karena hal ini akan berdampak buruk kedepannya terhadap masyarakat di suatu negara dan akan sulit untuk mengatasinya jika tidak secara bersama semua pihak yang prihatin terhadap kondisi ini, hal ini dapat diatasi dalam kurun waktu yang lama.

Faktor pendidikan juga menjadi masalah saat terjadi pertumbuhan penduduk yang pesat atau ledakan penduduk, banyak anak yang putus sekolah karena ekonomi keluarga yang kurang mampu, serta angka wajib belajar yang semakin menurun.

Hal-hal penting yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk :

1. Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran.

2. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)

3. Migrasi (Mobilitas)
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain.
Tag : , ,

Hubungan Kependudukan dengan Pertumbuhan Ekonomi

By : Unknown
I. Definisi Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000.

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

II. Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

 
III. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumber daya alam yang dimiliki mempengaruhi pembangunan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

 
IV. Pertumbuhan Penduduk Fungsi dari Pendapatan Perkapita
Pendapatan naik, meningkatkan laju pertumbuhan penduduk. Hanya pada titik tertentu, jika melampaui titik tsb, kenaikan pendapatan perkapita menurunkan tingkat kesuburan. Dan ketika pembangunan mencapai tahap maju, maka laju pertumbuhan penduduk turun (LEIBSTEIN).
Dengan kenaikan pendapatan perkapita, keinginan memperoleh anak semakin berkurang. Spesialisasi meningkat dan Mobilitas ekonomi & sosial ; kenyataan mengurus anak sangat sulit dan mahal. Maka laju pertumbuhan penduduk konstan dan menurun (TESIS KAPILARITAS SOSIAL DUMONT).

Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan pendapatan perkapita dari pelaksanaan Upaya Minimum Kritis :
Skala disekonomis internal ; akibat tidak dapat dibaginya faktor produksi.
Skala disekonomis external ; akibat ketergantungan eksternal, hambatan budaya dan kelembagaan di negara berkembang.


V. Agen Pertumbuhan
1. Pengusaha
2. Investor
3. Penabung
4. Inovator


VI. Kegiatan tersebut membantu pertumbuhan sehingga memunculkan :
1. Kewiraswastaan
2. Peningkatan sumber pengetahuan
3. Pengembangan keterampilan produktif masyarakat
4. Peningkatan laju tabungan dan investasi


VII. Rangsangan Pertumbuhan
1. Rangsangan ZERO-SUM
Tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi bersifat upaya distributif
Kegiatan bukan dagang ; posisi monopolistik, kekuatan politik & prestise sosial
Kegiatan dagang , tidak menambah sumber agregat
Kegiatan spekulatif, memboroskan sumber kewiraswastaan yang langka
Kegiatan tabungan netto ; nilai sosial nibil / lebih rendah dari privatnya.
2. Rangsangan POSITIVE-SUM
Menuju pada pengembangan pendapatan nasional


Sumber: divarahmanisa.wordpress.com/2011/01/09/hubungan-pertumbuhan-penduduk-dan-pertumbuhan-ekonomi/
Edit: blogpki.blogspot.com
Tag : , ,

Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk dengan Lapangan Pekerjaan dan Kemiskinan

By : Unknown
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk.

Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan.
Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan adalah adanya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan.Walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang bagus pun menjadi tidak akan berarti bagi masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan penurunan yang tajam dalam pendistribusian atau pemerataannya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomena sepanjang sejarah, kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan dan sandang secara terbatas.

Kemiskinan telah membatasi hak rakyat untuk:
  1. Memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan, 
  2. Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman, 
  3. Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan papan) yang terjangka,
  4. Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan.
Salah satu akar permasalahan kemiskinan yakni tingginya disparitas antar daerah akibat tidak meratanya distribusi pendapatan, sehingga kesenjangan antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin di Indonesia semakin melebar. Pemerintah sendiri selalu mencanangkan upaya penanggulangan kemiskinan dari tahun ketahun, namun jumlah penduduk miskin tidak juga mengalami penurunan yang signifikan, walaupun data di BPS menunjukkan kecenderungan penurunan jumlah penduduk miskin, namun secara kualitatif belum menampakkan dampak perubahan yang nyata malahan kondisinya semakin memprihatinkan tiap tahunnya. Dengan terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 telah mengakibatkan jumlah penduduk miskin kembali membengkak dan kondisi tersebut diikuti pula dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tajam.
Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang telah diambil pemerintah berfokus pada :
  1. Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui upaya padat karya, perdagangan ekspor serta pengembangan UMKM, 
  2. Peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan (KB, kesejahteraan ibu, infrastruktur dasar, pangan dan gizi 
  3. Pemberdayaan masyarakat lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang bertujuan untuk membuka kesempatan berpartisipasi bagi masyarakat miskin dalam proses pembangunan dan meningkatkan peluang dan posisi tawar masyarakat miskin, serta 
  4. Perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial lewat Program Keluarga Harapan (PKH). 
 
Salah satu aspek untuk melihat kinerja perekonomian adalah seberapa efektif penggunaan sumber-sumber daya yang ada sehingga lapangan pekerjaan merupakan concern dari pembuat kebijakan. Angkatan kerja merupakan jumlah total dari pekerja dan pengangguran, sedangkan pengangguran merupakan persentase angkatan kerja yang menganggur.
Grafik di atas menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia mengalami ratifikasi atau naik turun. Ini berarti Indonesia sudah cukup untuk bisa untuk mengentaskan pengangguran dan mulai menciptakan lapangan kerja sendiri atau usaha untuk meningkatkan pendapatan negara. 

Pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti oleh terciptanya lapangan pekerjaan yang baru. Ketika ekonomi bertumbuh, berarti terdapat pertumbuhan produksi barang dan jasa. Ketika hal ini terjadi maka kebutuhan akan tenaga kerja untuk memproduksi barang dan jasa pun akan tumbuh. 

Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi. Studi yang dilakukan oleh ekonom Arthur Okun mengindikasikan hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran, sehingga semakin tinggi tingkat pengangguran, semakin rendah tingkat pertumbuhan ekonomi.

Jadi menurut pendapat saya, hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan lapangan pekerjaan dan kemiskinan adalah sangat berkaitan. Mulai dari angka penduduk yang meningkat terutama pada negara Indonesia, lalu menghasilkan berbagai faktor dari pihak manapun mulai dari meningkatnya masyarakat yang kelaparan karena masyarakat tidak mampu untuk memenuhi kebutuhannya, hingga pada lapangan pekerjaan yang semakin sempit yang akan menyebabkan terjadinya pengangguran jika Pemerintah hanya membuka lowongan pekerjaan bagi yang sudah menginjak bangku sekolah atau bagi yang mempunyai keterampilan khusus. Itu sangat tidak adil jika dibandingkan dengan masyarakat yang hanya bisa bertani atau memulung sampah atau yang mempunyai profesi kecil di daerah-daerah kalangan masyarakat menengah ke bawah. 

Sumber : http://ditaoctalina.blogspot.com/2012/11/hubungan-antara-pertumbuhan-penduduk.html
Edit : http://blogpki.blogspot.com
Tag : , ,

Hubungan Pertumbuhan Penduduk Dengan Kesejahteraan

By : Unknown
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi yang dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu sewaktu-waktu, dan untuk dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode.

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode.
Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap “kurang penduduk” bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi. Saat ini percepatan pertumbuhan penduduk mencapai 1,3 persen per tahun. Ini sudah mencapai titik yang membahayakan dan harus segera ditekan dengan penggalakan program Keluarga Berencana (KB). Jika upaya mengatasi laju pertumbuhan penduduk ini tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka mustahil sasaran perbaikan kesejahteraan rakyat dapat tercapai.oleh karena itu kita memerlukan terobosan-terobosan baru untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program-program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah,seperti Keluarga Berencana (KB). Bahkan Presiden pun ikut mengajak
BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dan Pemda serta LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk meningkatkan sosialisasi penyuluhan KB.Sebab itu, Presiden SBY meminta agar seluruh pejabat melibatkan diri untuk mendukung program KB agar benar-benar berhasil, sehingga masa depan masyarakat Indonesia menjadi cerah, karena berapa pun pertumbuhan ekonomi yang dicapai jika pertumbuhan penduduk terus membengkak, maka kesejahteraan rakyat tidak akan pernah berhasil. Presiden juga mengatakan, pembangunan masyarakat Indonesia perlu memprioritaskan kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan, seperti anak-anak yatim piatu, anak-anak terlantar,dan masih banyak contoh lainnya.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Sjarief menyatakan, Indonesia harus segera mengerem laju pertumbuhan penduduk. Maklum, saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia memang cukup tinggi, yakni 2,6 juta jiwa per tahun. “Jika ini tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk,” kata Sugiri, kemarin.
Tahun ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 230,6 juta jiwa. Tanpa KB, 11 tahun lagi atau pada 2020, penduduk Indonesia akan mencapai 261 juta manusia.
Tetapi jika KB berhasil menekan angka laju pertumbuhan 0,5% per tahun, maka jumlah penduduk 2020 hanya naik menjadi sekitar 246 juta jiwa. Ini berarti KB bisa menekan angka kelahiran sebanyak 15 juta jiwa dalam 11 tahun, atau 1,3 juta jiwa dalam setahun.
Jika penurunan laju pertumbuhan penduduk sebanyak itu bisa tercapai, berarti negara bisa menghemat triliunan rupiah untuk biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan. Selain itu, dengan jumlah kelahiran yang terkendali, target untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka kemiskinan, dan peningkatan pendapatan per kapitan dapat lebih mudah direalisasikan.
Sugiri memaparkan, pada 2006 rata-rata angka kelahiran mencapai 2,6 anak per wanita subur. Angka tersebut tidak berubah pada 2007, sedangkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata masih 2,6 juta jiwa per tahun.
Untuk bisa menekan angka kelahiran sampai 1,3 juta jiwa setahun, BKKBN menargetkan tahun ini peserta KB baru dari keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera mencapai 12,9 juta keluarga.
Sugiri mengakui, pelaksanaan Progam KB kini kurang berdenyut seperti era Orde Baru. Pasalnya, di era otonomi saat ini, pemerintah daerah yang jadi ujung tombak pelaksanaan program justru loyo. Selain itu, BKKBN juga kekurangan petugas lapangan. Saat ini KB didukung oleh 22.000 petugas, “Kami butuh 13.000 penyuluh lagi.”
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk indonesia adalah sebagai berikut:
1.kelahiran
2.kematian
3.perpindahan penduduk(migrasi)
Migrasi ada dua,migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk(imigrasi),dan yang dapat mengurangi jumlah penduduk disebut imigrasi keluar(emigrasi).

a. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

b. Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk.
Banyaknya angka kematian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung kematian(pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
1.faktor pendukung kematian(pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
2.faktor penghambat kematian(anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk

Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk Lainnya:
Lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang
semakin banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri, peternakan, angka pengangguran meningkat, angka kesehatan masyarakat menurun, angka kemiskinan meningkat, pembangunan daerah semakin dituntut banyak, ketersediaan pangan sulit, pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit, angka kecukupan gizi memburuk dan muncul wanah penyakit baru.

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
  1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
  2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
  3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi.
  4. Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
  5. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.
  6. Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :
  1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
  2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Kesimpulannya adalah bahwa pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.

Sumber : http://ivannirvana.blogspot.com/2013/01/hubungan-pertumbuhan-penduduk-dengan.html
Edit : http://blogpki.blogspot.com
Tag : , ,

Hubungan Kependudukan Dengan Lingkungan Hidup

By : Unknown
BAB I

1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia hidup di dunia ini menentukan atau ditentukan lingkungannya. Lingkungan dapat berubah berdasarkan perubahan sikap dan perilaku manusia. Kepadatan penduduk, memerlukan tingkat kebutuhan alias pangan, sandang, dan perumahan akan meningkat. Alam menjadi bebas, dan menanggung segala resiko yang dibutuhkan manusia. Alam secara fisik dapat diekspolitasi secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Memang benar, bumi ini dijadikan untuk kebutuhan manusia dan manusialah yang diamankan Allah untuk memakmurkannya. Dengan amanah itu, bukan berarti secara semena-mena manusia mengeksploitasi ntanpa mempertimbangkan kemampuan sumber daya alam.

Dalam penggunaan sumber daya alam, baik hayati maupun nabati dapat mempengaruhi kondisi lingkungaan bahkan dapat merombak sistem kehidupan yang tidak berimbang dan serasi antara kehidupan itu sendiri.
Manusia secara sadar atau tidak sadar telah terjebak dalam pemanfaatan sumber daya alam. Tidak mempertimbangkan dampak akan timbul terhadap lingkungaqn (ecologi the environmental).
Keadan seperti ini dialami oleh beberapa negara di dunia ini. Dinegara-negara berkembang dengan alasan mempercepat pembangunan disegala bidang untuk meningkatkan kesejahteran rakyat tidak menyadari dari suatu perubahan.

Indonesia adalah negara yang mempunyai kepadatan penduduk terbasar kelima dunia. Di satu sisi mempercepat pelaksanaan pembangunan. Di sisi yang lain percepat pertumbuhan penduduk semakin tinggi. Dalam konsep pembangunan nasional jumlah penduduk yang begitu besar menjadi modal dasar pembangunan dan bisa menjadi beban pembangunan. Jumlah penduduk yang begitu besar sedangkan sumber daya manusia sangat rendah di akan rentang terhadap masalah kemiskinan. Kemiskinan terjadi akibat adanya ketidak seimbang dalam perolahan atau penggunaan sumber daya alam atau ketidak mampuan manusia. Pertumbuhan penduduk dengan segala permasalahannya akan sangat berpengaruh terhadap sumber daya alam (SDA) baik secara kuantitaf maupun kualitatif terutama terhadap sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini membawa implikasi yang cukup berat bagi upya peningkatan kesejahteraan manusia. Pengaruh langsung dari pertumbuhan penduduk terhadap sumber daya alam dapat dilihat dari kehidupan nyata masyarakat.

Terjadinya banjir dan erosi di musim hujan, kekeringan di musim kemarau akibat penebangan hutan yang berlebihan. Pencemaran air, udara, darat secara alngsung menurunkan kualitas sumber daya alam sebagai akibat pembangunan industri dari teknologi. Eksploitasi sumber daya alam mineral dan minyak bumi dilepas pantai menyebabkan kerusakan sumber daya hayati di laut dan masih banyak lagi kasus-kasus lain.
Kasus lingkungan merupakan suatu ralita kontenporer yanag melabihi batas-batastoleransi dan kemampuan adaptasi lingkungan, proliferasi malapetaka lingkungan (environmental) telah mencapai titik kulminasi yang terus berdampak dramtis.

1.2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, memahami dan menanggulangi kerusakan lingkungan tidak mudah. Dia selalu terkait dengan perilaku manusia baik masa lalu, sekarang maupun akan dating. Terutama memahami nilai-nilai lingkungan “bratic kumunity” sehingga dalam mengambil kebijakan sedapat mungkin menghindari kerusakan lingkungan. Oleh karena itu harus diperlukan kemampuan intelektual dengan pendekatan komprehensif dalam pemecahannya. Dengan demikian permasalahan yang akan ditarik adalah :
Bagaimana dampak kepadatan penduduk terhadap ligkungan hidup ?

BAB II
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Kependudukan
Pertumbuhan penduduk telah menjadi salah satu masalah kemanusiaaan yang paling fundamental pada masa sekarang ini. Penigkatan jumlah penduduk mendesak negara-negara dunia untuk menghadapi masalah persediaan sandang dan pangan serta perbekalan-perbekalan yang cukup untuk penduduk dan masyarakat. Indonesia yang merupakan negara terbesar dengan jumlah penduduk kurang lebih 210 juta jiwa tidak terlepas dari tekanan akan kebutuhan sandang, pangan dan perumahan. Menurut P. Santoso (1996:190) berdasarkan data tahun 1999 penduduk Indonesia berusia muda 30 tahun 63,6% yang masuk pasar kerja bertambah meningkat dengan jumlah pencari kerja sebesar kurang lebih 2,2 juta dari jumlah angkatan kerja 80 juta sedangkan tingkat pengangguran 2,79%. Jumlah penduduk di pulau Jawa, Madura dan Bali sangat padat. Hal ini terjadi selain karena proses kelahiran semakin tinggi, juga karena faktor urbanisasi. Penduduk diluar pulau Jawa dan Madura beranggapan memperoleh pekerjaan yang paling mudah di pulau Jawa. Sebab di pulau Jawa terdapat pabrik-pabrik industri. Untuk mengatasi kepadatan penduduk, perlu pengembangan perluasan pembangunan industri di pulau Jawa., dapat juga mengoptimalkan program transmigrasi dari pulau Jawa ke pulau yang luas wilayah arealnya. Menurut Iwan Sukitna (t,th:20) pertumbuhan penduduk semakin tinggi telah membatsi kesempatan untuk menyempurnakan standar hidup dan kualitas kehidupan manusia. Disamping keinginan untuk mendapatkan standar hidup yang layak semakin tinggi.

Semakin bertambah penduduk, semakin terkuras akan sumber daya alam, lingkungan terjepit akibatnya terjadi eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan secara semana-mena. Bahkan terjadi konflik antara sesama manusia. Pertumbuhan penduduk dengan kepadatan yang lebih besar dan menimbulkan kemiskinan menurut Quraish Shihab (1996:410) kemiskinan terjadi akibat adanya ketidak seimbangan dengan perolehan atau penggunaan sumber daya alam. Atau karena keengganan manusia menggali sumber daya alam itu untuk mengangkat kepermukaan yang menunjukkan bahwa kemiskinan terjadi karena pertama populasi penduduk sangat padat tidak seimbang dengan sumber daya alam yang tersedia, kedua rendahnya sumber daya manusia. Menurut John P. Haldren dalam N. Doedjoeni (1986:91) bahwa kemiskinan yang sekarang merajalela dapat ditekan dengan latar belakang persediaan sumber-sumber daya alam yang dikandung oleh lingkungan, berbagai kegiatan manusia untuk mempertahankan hidup ternyata lebih mengurus ke tindakan-tindakan over-eksploitasi lingkungan. Sehingga hal ini akan merugikan bagi dirinya sendiri dan generasi yang akan dating. Dengan rusaknya lingkungan sebagai ekosistem, proses daur ulang (recyeling) yaitu pemulihan sumber daya terganggu atau menjadi macet sama sekali.

Menurut D. Duldjoeni (1986:92), semakin padat penduduk dan terjadi kelebihan penduduk semakin pula terjadi over eksploitasi terhadap lingkungan alam pula terjadi dengan akibat sumber daya alam menipis dan penduduk semakin miskin.
Problema kependudukan tentu memperparah kondisi lingkunganhidup. Jumlah penduduk yang lebih besar sebagai modal dasar pembangunan adalah suatu realita dan menjadi kesuitan terbesar, apabila dipandang dari sudut ekonomi.
Akan tetapi kepadatan dan pertumbuhan penduduk tidak dibarengi dengan pemerataan penduduk dan peningkatan sumber daya manusia. Tentu akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan pada akhirnya sumber daya alam akan sebagai beban dan akan terkuras habis.
Dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Kebutuhan akan hidup lebih besar, maka sumber alam tertekan, misalnya keperluan akan air untuk irigasi, air minum, rekreasi dan lain-lain akan menigkat, sedangkan debit air dan kemampuan alam menahan air semakin kurang. Akibatnya menurut Gatot P. Soemartono (1996:91) masalah yang timbul adalah bahwa kamiskinan dan keterbelakangan penghayatan lingkungan hidup mendesak keprluan untuk mengelola sumber daya alam secara tepat dan efektif sehingga kurang mengindahkan faktor lingkungan hidup.

2.1.2. Lingkungan Hidup
Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya. (pasal 1 butir 1 UULH).
Dalam penjelasannya, lingkungan hidup merupakan sistem yang meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial yang mempengaruhi kelangsungan perilaku kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Menurut Emil Salim (1987:34) lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang ditempati dan mempengaruhi hal yang hiduptermasuk kehidupan manusia.
Dari pengertian ini ruang yang dimaksud adalah lingkungan dan faktor-faktor yang dijangkau oleh manusia seperti alam, faktor politik, faktor ekonomi dan faktor sosial.
Menurut Suyono (1979:20) lingkungan hidup adalah lingkungan hidup fisik atau jasmani yang mencakup dan meliputi semua unsur dan faktor fisik yang terdapat dialam.
Pngertian lingkunga seperti ini hanya mencakup lingkungan hayati, yaitu lingkunga manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Karena ketiga lingkungan inilah secara langsung merasakan kemanfaatan dan kerusakan lingkungan.
Selanjutnya menurut Otto Soemarwato (1980:30) lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
Secaara teoritis pengertian ruang sangaat luas, tetapi secara praktis kurang dibatasi menurut kebutuhan yang ditentukan.
RM. Gatot P. Soemartono (1996: 17-18) mendefenisikan lingkungan adalah ruang dimana baik makhluk hidup maupuntidak hidup berada dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi baik secara fisik maupun non fisik sehingga mempengaruhi kelangsungan kehidupan makhluk hidup tersebut khususnya manusia.
Dari pengertian lingkungan yang dikemukakan itu, manusia adalah subyek lingkungan berpotensi untuk mengeksploitasi dan eksplorasi lingkungan (sumber daya alam).
Dalam pemanfaatan sumber daya alam menurut Niniek Suparni (1994: 16-17) terdapat dua pandangan. Pertama manusiaa adalah sekedar satu unsur lingkungan hidup. Pandangan ini mempunyai kecenderungan untuk mendapatkaan lingkunga hidup dalam keadaan alami. Usaha domestikasi yang lebih menjamin kemungkinan terpenuhiya secara hayati, merupakan upaya manusia untuk memperbesar manfaat ligkungan sedangkan resiko lingkungan diperkecil.
Kedua, manusia menempati posisi yang terpisah dari lingkungan. Bergeofisik dan dalam posisi yang demikian, manusia mempunyai kedudukan sebagai pihak yang berhak menguasai, mengelola dan mengeksploitasi sumber daya alam secaraa maksimal untuk kehidupan material.
Menurut pandangan ini persoalan limbah dan pencemaran lingkungan dianggap sebagai milik publik yang dapat dimanfaatkaan setiap orang secara bebas. Sampah limbah dan pencemaran mengganggu pihak lain atau lingkungan adalah masalah masalah eksternal.
Disamping kedua pandangan itu menurut Niniek Suparni (1994:17) ada juga pandangan yang berpendirian bahwa manusia tidak hanya bertindak sebagai pihak yang berhak menguasai alam dan mengelolanya, tetapi juga bertindak sebagai bagian dari lingkungan bergeofisik.
Dalam posisi yang demikia, maka setiap perubahan yang dilakukan manusia terhadap alam berpengaruh terhadap manusia dan habitat lainnya. Sikap dan perilaku manusia yang tidak arif terhadap alam, maka alaam akan berbalik memusuhinya. Oleh karena itu, manusia harus bersikap arif untuk membangun keselarasan hidupnya dengan lingkungan alam, sehingga kehidupan manusia dengan makhluk lainya akaan dapat dicapai secara optimal. Terpeliharanya lingkungan (ecologi) pada titik keseimbangan yang selaras dan serasi pada kondisi yang lebih luas.
Menurut P. Joko Subagyo (1999:16) bahwa perubahan-perubahan terhadap lingkungan dapaat mempengaruhi hidup dan kehidupan baik secara langsung dan tidak langsung. Perubahan lingkungan terjadi karena tidak seimbangnya susunanorganik atau kehidupan yang ada. Akibatnya pun belum dapat dirasakan secara langsung, baik kehidupan manusia atau kehidupan lainnya. Namun terasa setelah regenerasi.
Untuk menciptakan kehidupan dan lingkungan yang seimbang sangat tergantung dari kegiatan manusia. Sedangkan kegiatan manusia sangat dipengeruhi oleh kesadaran manusia itu sendiri dalam mengelola dan membina lingkungan.
Menurut Joko Subagyo (1999:17) kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya bagaaiman menciptakan suaatu indah dan bersih saja, namun kewajiban dan tanggung jawab setiap manusia untuk menghormati hak-hak orang lain atau sekelompok (perusahaan) yang hanya mengejar kepentingannya tanpa memperhatikan dampaak dari hak orang lain.
Skiphi dalam Supartowijoyo (1999:2) bahwa eksploitasi sumber daya alam tanpa mengindahkan lingkungan, nampaknyatak kenal kompromi dan kerap meluas tiada henti melanda biosfer dengan rentetan kompleksitas konsekuensi yang problematik.

2.1.3. Kebijaksanaan Lingkungan
Pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup rakyat. Proses pelaksanaan pemangunan di satu pihak mengalami permasalahan jumlah penduduk yanag lebih besar dengan tingkat pertambahan penduduk yang tinggi. Di lain pihak sumber daya alam terbatas.
Menurut Gato P. Soemartono, (1996:199) bahwa pemanfaatan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, harus dibarengi dengan upaya pelestarian kemampuan lingkunganhidup yang serasi dan seimbang.
Dalam rangka mengeksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam perlu ada perbedaaan atas sumber daya alam yang diperbaharui, seperti minyak, batu bara dan gas alam. Disamping itu sumber daya alam dapat pula terdiri dari tanah, air, tanaman, pepohonan, sumber equities dilaut maupun di darat dan sumber mineral.
Dengan demkian,pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat adalaah pembangunaan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah suatu upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup (pasal 1 butir 13 UULH).
Ada tiga faktor yang tercakup paada pembangunan berwawasan lingkunga, yaitu (1) pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, (2) pembangunan kesenambungan, (3) peningkatan kualitas hidup.
Menurut Emil Salim (1998: 169-173) dalam melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan ada 5 faktor yang harus diperhatikan :
1. Menumbuhkan sikap kerja berdasarkan kesadaran salin membutuhkan satu dengan yang lainnya.
2. Kemampuan meyerasikan kebutuhan dengan kmamapuan sumber alam dalam menghasilakn barang dan jasa.
3. Mengembangkan sumber daya manusia agar mampu menanggapi tantangan pembangunan tanpa merubah lingkungan..
4. Mengembangkan kesadaraan lingkungan dikalangan masyarakat sehingga tumbuh menjadi kesadaran berbuat.
5. Menumbuhkan lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang dapat mendayagunakan dirinya untuk mengatakan partisipaasi masyarakat dalam mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup.
Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan wawasan lingkungan telah dikeluarkan beberapa perangkat aturan tentang pengelolaan lingkungan hidup diantaranya :
1. UU No.23 Tahun 1977 tentang Pokok-Pokok Lingkungan Hidup
2. Peraturan Pemerintah (PP) No.29 Tahun 1989 tentang Analisa Dampak Lingkungan
3. PP 20 Tahu 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
4. UU No.5 Thaun 1990 tentang Konsevasi Sumber Daya Alam Hayati dan Eksploitasinya.
5. PP No.5 Tahun 1990 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tira
6. Keputusan Presiden (Kepres) tentang Badan Pengawasan Dampak Lingkungan (BADAL)
Subtansi dari aturan-aturan tersebut adalah untuk pengendalian lingkungan hidup dari eksploitasi sumber daya alam. Disamping itu aturan-aturan tentang lingkungan hidup menjadi landasan yuridis bagi penegakan hukum untuk menindas oknum-oknum yang secara bebas mengeksploitasi lingkungan tanpa menghiraukan dampak negatif yang merusak sistem ekologi.
Kebijakan tentang peningkatan pertumbuhan ekonomi yang positif terutama membuka lahan-lahan produktif yang baru pembangunan industri dan teknologi harus dibarengi dengan pemerataan penduduk daalam wilayah republik Indonesia program transmigrasi, keluarga berencana (KB) sebagai suatu alternatif penanggulangan kepadatan penduduk. Instrumen hukum dipakai sebagai alas an legal untuk menghukum perbuatan pencemaran lingkungan. Dalam hal ini, instrumen hukum ini bisa dalam bentuk perdata serta hukum kriminal (pidana).

Hukum Perdata.
Dua dasar hukum yang lebih umum dari hukum perdata (civil law) adalah kelalaian kealpaan (negligence) dan pertanggungan ketat (street liability). Konsep kelalaian menegaskan bahwa suatu kewajiban bagi pihak penyebab dampak untuk berhati-hati.
Menurut tictenberg dalam Addinulyakin (1997:133) bahwa secara prinsipal pada dasarnya pendekatan hukum yang brdaasarkaan pada hukum kelalaian itu adaalah sejalan sesuai dengan prinsip efisiensi. Prinsip pertanggung jawab ketat memaksa pihak-pihak yang menimbulkan resiko lingkungan untuk menanggulangi bahayaa yang ditimbulkan.
Dalam kebijaksanaan lingkungan pendekatan hukum perdata adalaah sering dilengkapi penggunaan hukum pidana. Pemerintah dalam hal ini bertindak sebaagai penuntut (prosecutor) sekaligus sebaagai agen masyarakat yang karena dampak akibat kegiatan pihak pelaku pencemaran.

Hukum Pidana
Hukum pidana (criminal law) merupakan dasar yang berguna bagi para penegak hukum sebagaai kerangka atau konsep penanganaan pelanggaraan daan atau tindakan kejahatan lingkungan.
Penegakan hukum tidak selaalu efektif. Banyakfaktor yang mempengaruhi penegakan hukum seperti aspek budaya, kesadaran hukum serta kemampuan aparat pelaksana.

2.2. Analisis
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional adalah penting untuk menanggapi tantangan pembangunan yang timbul dalaam kurun waktu tertentu secara tepat.. perubahaan terhadap struktur ekonomi, terlalu berat pada pertanian dan pengelolaan bahan mentah.
Untuk itu struktur ekonomi perlu dibuat berdasarkan tahaap-tahap pembangunan rencana, sehingga berimbang struktur ekonomi tertuju pada struktur yang lebih berimbang antara sector pertanian, sector industri, dan sector jasa.
Perubahan struktur ekonomi akan berdampak pada struktur lapangan kerja yang mempengaruhi perubahan struktur kehidupan masyarakat. Masyarakat akan terpola berdasarkan pada kelompok kerja yang mempunyai mata pencahariaan yang beraneka ragam. Perubahan-perubahan tersebut menimbulkaan sistim nilai baru apa yang dulu dinilai penting mungkin pada waktu mendatang dinilai lain.
Proses perubahan sistim nilai dapat berakibat timbulnya situasi dan kondisi yang tidak menentu. Untuk mempertaahankan kepribadian bangsa diamping kenyataan menerima unsur kebudayaan lain.
Masalah lain adalah pertumbuhan penduduk sangat besar dan penyebarannya tidak merata. Memberikan dorongan terhadap penggunaan ruang dan tanah, sangat besar.
Kualitas penduduk menjadi masalah yang semakin meningkat. Untuk mendayagunakannya bagi pembangunan, penduduk perlu mempunyai tingkat produktivitas dan kualitas yang memadai bagi dari segi fisik maupun non fisik. Tanpa peningkatan ini penduduk yang besar akan dapat menimbulkan permasalahan dimasa depan dan merupakan beban pembangunan dan sumber daya alam. Dengan demikian, suatu kebutuhan menanggapi serba kepadatan penduduk, yaitu dibangunnya sentra-sentra pemukimam baru, terutama didorong oleh kegiatan ekonomi baru, pemukiman kembali, dan transmigrasi.
Pembangunan yang membawa perubahan terhadap struktur sosial masyarakat tentu dimanfaatkan oleh golongan yang mempunyai kemampuan, keahlian dan bermodal, sehingga kelompok ini tumbuh lebih cepat dari golongan yang tidak mempunyai kemampuan, keahlian dan modal. Akibatnya terjadi kesenjangan melebar jurang pemisah antara kaya dan miskin.
Kemiskinan merupakan salah satu faktor utama timbulnya kerusakan lingkungan, sehingga pembangunan menghilangkan kemiskinan berarti sejalan dengan perbaikan lingkungan hidup. Untuk mengurangi jurang pemisah antara kaya dan miskin ini, tingkat konsumsi golongan kaya perlu meningkatkan pendapatan golongan miskin. Kesemuanya itu mengharuskan dilaksanakan pola pembangunan dan pengembangan lingkungan hidup.
Konsep pembangunan berwawasan lingkungan adalah suatu kebijaksanaan yang tepat untuk menghidari kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam. Dalam konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan ada 2 aspek penting menjadi perhatian utama, yaitu lingkungan (ecology, the environment) dan pembangunan lingkungan (PBL) bermakna pembangunan yang baik dari sudut pandang ecology atau lingkungan (ecologically saund development). Berwawasan lingkungan berarti adanya keharmonisan hubungan antara manusia dengan alam (nature) atau lebih spesifik lagi antara masyarakat lingkungan fisiknya. Pada sisi lain pembangunan adalah proses perubahan yang terus-menerus yang ditandai antara lain melalui kegiatan pertumbuhan ekonomi, industri, sebagai modal untuk memenuhi kesejahteraan materi. Dalam konsep PBL, kedua aspek itu harus berjalan secara harmonis dan terpadu serta merupakan perhatian yang sama dalam kebijaksanaan pembangunan.
Konsep dasar PBL berangkat dari gagasan bahwa sumber daya alam itu terbatas dalam memenuhi kebutuhan manusia (human needs) yang cenderung tidak terbatas, sehingga untuk generasi kini dan yang akan dating, pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah konsep pembangunan yang ingin menyelaraskan antara aktivitas ekonomi dan kesediaan sumber daya alam (natural resource) konsep pembangunan ini tidak hanya memperhatikan kepentingan generasi kini tetapi juga generasi akan datang.
Pembangunan berwawasan lingkungan dapat terwujud apabila terpenuhi unsur-unsur kebijaksanaan lingkungan.

2.2.1. Faktor Pengendalian
Kerusakan lingkungan hidup baik diakibatkan oleh unsur alam maupun unsur manusia belum secara optimal tertanggulangi, seperti penyelewengan terhadap dana reboisasi hutan, ketidak pedulian perusahaan indutri dalam menggulangi limbah industri dan kurangnya pengawasan pemerintah terhadap kegiatan eksploitasi sumber daya alam.

2.2.2. Faktor Transmigrasi
Pelaksanaan transmigrasi bukan hanya sekedar untuk pemerataan penduduk, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Perlu studi kelayakan dan kajian yang komprehensif terhadap suatu daerah yang akan di tempat transmigrasi. Faktor budaya setempat, karakteristik lingkungan, baik tanah, ekologi, habitat hayati maupun non hayati. Demografi dan geografi sarana dan prasarana yang menunjang peningkatan sumber hidup rakyat yang sangat dibutuhkan.

2.2.3. Faktor Kesejahteraan
Peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan sasaran pembangunan. Oleh karena itu pemerataan pembangunan dalam segala bidang sangat diperlukan. Penyediaan sumber daya alam, pemulihan lingkungan yang telah rusak. Harus memenuhi obyek sasaran. Masalah kemiskinan terjadi salah satu indikatornya adalah terjadi kesenjangan antara si miskin dan si kaya. Hilangnya rasa kepedulian orang kaya terhadap lingkungan sosialnya.
Sumber daya manusia (SDM) rendah, karena itu pendidikan alternatif berupa kursus, pelatihan ketrampilan harus menyentuh masyarakat bawah.

2.2.4. Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Aktivitas manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam adalah satu bidang utama bagi interaksi antara ahli ekonomi dan ahli ekologi. Sumber daya alam sebagai sumber pengembangan ekonomi. Tidak dapat dihindari secara praktis aktivit ekonomi dan lingkungan memang saling berinteraksi dan saling menguntungkan. Aktivis ekonomi menghendaki pertumbuhan ekonomi yang mantap untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pertumbuhan ekonomi diperlukan sebagai konsekuensi dari semakin meningkat jumlah penduduk dan standar hidup.

2.2.5. Faktor Penegakan Hukum
Penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan lingkungan tidak efektif ketidak efektifan penegakkan hukum ada enam alasan.
Pertama, pelaku kejahatan lingkungan tidak mematuhi hukuman yang dijatuhkan berupa penjara atau denda. Kedua, sulit untuk memonitor beratus ribu kegiatan eksploitasi sumber daya alam. Ketiga, tidak sepadan antara regerlasi tinggi dengan biaya monitor. Keempat, terlalu rendah sanksi hukum yang ditetapkan untuk mereka pelaku kejahatan. Kelima, lemahnya kemampuan pemerintah untuk mempengaruhi sikap masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pendidikan. Keenam, adanya mencari keuntungan yang berkembang di kalangan aparat hukum.


BAB III

3.1. Kesimpulan
Kepadatan penduduk dengan kecepatan pertumbuhannya dapat menekan sumber daya alam, eksploitasi lingkungan semakin tinggi, kesejahteraan masyarakat semakin rendah, menimbulkan masalah kemiskinan.
Konsep kebijaksanaan wawasan lingkungan, dapat ditegak apabila, penekanan terhadap pertumbuhan perataan penduduk, pengawasan terhadap aktivitas industri peningkatan pertumbuhan ekonomi peningkatan sumber daya manusia, maka kemampuan untuk mengangkat sumber daya alam.

3.2. Saran-saran
Dalam rangka mengatasi kepadatan penduduk yang berimplikasi semakin tingginya jumlah kemiskinan, dalam perhitungan angka statistik, baik nasional maupun regional, perlu adanya kesadaran baru bahwa persoalan kependudukan dan kemiskinan bukan menjadi tanggung jawab sekelompok atau segolongan, bahkan selama ini ada kesan yang kuat disebagian masyarakat bahwa hal itu menjadi tanggung jawab pemerintah. Paradigma berakhir seperti ini tidak lagi sesuai dengan fasilitas yang ada sekarang, maka perlu ada paradigma baru yang berfikir bahwa masalah kependudukan dan kemiskinan menjadi tanggung jawab bersama bagi semua komponen, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM). Pengusaha, para politisi, para akademis, dan lain-lain karena kedua komponen tersebut sangat terkait dengan kehidupan ekonomi, politik, hukum, sosial budaya yang penekanannya kepada kesejahteraan masyarakat, yang sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Referensi:
http://tirtarimba.blogspot.com/2012/05/kependudukan-dan-lingkungan-hidup.html
Edit:
http://blogpki.blogspot.com
Tag : , ,

Masalah Kependudukan Indonesia v.4

By : Unknown
Ingatkah kamu filosofi yang berkembang di sebagian besar masyarakat Indonesia pada waktu lalu, bahwa banyak anak banyak rezeki? Menurutmu benarkah filosofi tersebut? Masih relevankah dengan perkembangan zaman saat ini? Jika melihat perkembangan zaman, semakin mendesaknya kehidupan manusia akan kebutuhan hidup, namun semakin kecilnya peluang atau kesempatan dalam dunia kerja, rasanya kini filosofi itu lebih tepat menjadi: banyak anak banyak masalah. Karena pada kenyataannya, makin besar jumlah penduduk ternyata masih besar pula permasalahan yang timbul.

A. Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Pertumbuhan Penduduk Dunia
Jumlah penduduk di suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah atau negara. Penduduk (population) Indonesia ialah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan, atau mereka yang telah terdaftar secara administrasi kependudukan dimana orang tersebut berdomisili.

1. Pertumbuhan Penduduk di Indonesia.
Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan sehingga jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan. Pelaksanaan sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sensus penduduk di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.

Peta & Grafik Pertumbuhan Penduduk Indonesia


Tabel & Grafik Pertumbuhan Penduduk Denpasar


2. Pertumbuhan Penduduk Dunia
Berdasarkan sensus yang telah dilakukan masing-masing negara di dunia, pada umumnya hampir setiap negara terus mengalami pertumbuhan penduduk. Menurut UNFPA, yaitu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah kependudukan, melaporkan bahwa pada tahun 1804, yaitu kira-kira 200 tahun yang lalu, penduduk dunia hanya berjumlah 1 milyar jiwa. Pertumbuhan penduduk tidak sama di semua negara, ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Negara-negara maju pada umumnya mengalami pertumbuhan penduduk yang lambat, sebaliknya negara-negara terbelakang dan berkembang, pertumbuhan penduduknya jauh lebih tinggi.

Grafik Pertumbuhan Penduduk Dunia



B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yaitu bertambah atau berkurang. Perubahan jumlah penduduk disebabkan adanya pertumbuhan penduduk, baik pertumbuhan positif, ataupun negatif. Faktor demografi meliputi tiga hal pokok, yaitu: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi (migrasi masuk dan migrasi keluar). Kelahiran akan menambah jumlah penduduk, sedangkan kematian akan mengurangi jumlah penduduk. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran di Indonesia.

1. Penunjang Kelahiran (pronatalitas).
Kawin di usia muda. Pandangan banyak anak banyak rezeki. Anak sebagai harapan bagi orang tua. Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua. Anak laki-laki dianggap sebagai penerus keturunan.

2. Penghambat Kelahiran.
Keinginan untuk mempunyai anak dalam jumlah kecil. Penundaan usia kawin sampai selesai pendidikan untuk mendapat pekerjaan. Dilaksanakannya program Keluarga Berencana. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk migrasi.
Pertumbuhan Penduduk Alami, yaitu perkembangan penduduk yang disebabkan angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Angka kelahiran ialah rata-rata banyak bayi yang lahir dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun (angka kelahiran kasar).
Pertumbuhan Penduduk Migrasi ialah perkembangan penduduk yang disebabkan oleh perbedaan antara jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi).

C. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dapat dibedakan atas kepadatan penduduk aritmatik dan kepadatan penduduk agraris.

1. Kepadatan Penduduk Aritmatika.
Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km². Rumus Kepadatan Penduduk Aritmatik adalah sebagai berikut:



2. Kepadatan Penduduk Agraris.
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km², yang tanahnya dapat diolah untuk pertanian. Rumus Kepadatan Penduduk Agraris adalah sebagai berikut:



D. Struktur Penduduk Indonesia
Struktur penduduk adalah penggolongan penduduk menurut ciri tertentu. Struktur penduduk disebut juga komposisi atau susunan penduduk. Penggolongan yang sering dilakukan adalah penggolongan menurut umur, jenis kelamin, mata pencarian, agama, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya.

1. Susunan Penduduk.
Menurut Umur dan Jenis Kelamin. Susunan penduduk menurut umur biasanya dikelompokkan dengan jarak masing-masing 4 tahun. Piramida penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a. Piramida Penduduk Muda (Expansive).
Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, maka ke puncak makin sempit, sehingga berbentuk limas. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian (jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari usia dewasa);
Grafik Piramida Expansive


b. Piramida Penduduk Tetap (Stationer).
Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir sama, sehingga berbentuk seperti granat. Hal ini menggambarkan bahwa angka kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah penduduk usia muda hampir sama dengan usia dewasa;
Grafik Piramida Stationer


c. Piramida Penduduk Tua (Constrictive)

Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar, sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal itu menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat dari angka kematian, sehingga jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan dengan usia dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.

Grafik Piramida Constrictive



2. Susunan Penduduk Menurut Tempat Tinggal.
Susunan penduduk menurut tempat tinggal dapat dijadikan bahan perencanaan bidang pembangunan, antara lain dalam hal: Pengembangan kota, Pembangunan rumah di kota, Penyediaan lapangan kerja, Penyediaan air minum, Lalu lintas, Kebersihan dan Fasilitas.

3. Susunan Penduduk Menurut Pendidikan.
Susunan penduduk menurut pendidikan adalah penggolongan penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang diperoleh.

4. Susunan Penduduk Menurut Lapangan Kerja atau Usaha.
Susunan penduduk menurut pekerjaan/lapangan usaha menunjukkan jenis usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

E. Angka Beban Ketergantungan.


Manusia memerlukan kebutuhan untuk hidup, baik berupa kebutuhan pangan maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus bekerja dan berusaha. Angka beban ketergantungan (dependency ratio). Rumus Angka beban ketergantungan adalah sebagai berikut:



F. Usia Harapan Hidup (Life Expectancy)

Pengertian harapan hidup berbeda dengan lama hidup. Lama hidup atau panjang hidup yaitu jumlah tahun maksimum penduduk untuk dapat hidup. Harapan hidup adalah angka rata-rata jumlah tahun tambahan yang dapat diharapkan oleh seseorang pada umur tertentu untuk dapat hidup terus. Usia harapan hidup dari berbagai daerah, ataupun negara dibuat dalam satu daftar yang disebut indeks harapan hidup.

G. Angka Perbandingan Laki-Laki dan Perempuan (sex ratio)

Sex ratio atau rasio jenis kelamin adalah angka perbandingan yang menunjukkan jumlah laki-laki dari setiap 100 orang perempuan yang terdapat di suatu wilayah pada waktu tertentu. Berdasarkan sensus penduduk Indonesia pada tahun 2000 yang lalu, rasio jenis kelamin penduduk Indonesia sudah di atas 100. Ini berarti jumlah penduduk laki-laki di Indonesia lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan. Berikut ini adalah Rumus Perbandingan Jenis Kelamin (Sex Ratio):


H. Dampak Ledakan Penduduk dan Upaya Mengatasinya
Ledakan penduduk adalah suatu keadaan kependudukan yang memperlihatkan pertumbuhan yang melonjak naik (cepat) dalam jangka waktu yang relatif pendek (30-50) tahun. Sebagai akibat terjadinya ledakan penduduk adalah: Semakin meningkatnya jumlah pengangguran. Semakin bertambahnya angka kemiskinan. Semakin tingginya kekurangan pangan. Semakin berkurangnya luas lautan.

I. Informasi Kependudukan Dalam Peta, Tabel, dan Grafik
Informasi penduduk dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, dan grafik. Peta yang menyajikan informasi tentang kependudukan disebut peta tematik. Peta dapat memberikan informasi kepada pengguna peta tentang kepadatan penduduk di Indonesia pada berbagai daerah.

Berikut ini adalah contoh Peta Kepadatan Penduduk Kotamadya Bandung:


Contoh Grafik Pertumbuhan Penduduk:



Contoh Tabel Pertumbuhan Penduduk:



J. Migrasi dan Faktor Penyebab
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat permanen dan ada pula yang bersifat non permanen. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap.
Jenis-jenis Migrasi. Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara, berdasarkan hal tersebut migrasi dibagi atas dua golongan yaitu: a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk antara satu negara dengan negara lain, dan; b. Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Jenis-jenis Transmigrasi Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di Indonesia dapat dibedakan atas: Transmigrasi umum, Transmigrasi khusus, Transmigrasi spontan atau swakarsa, Transmigrasi swakarya, Transmigrasi lokal, Transmigrasi bedol desa, dan Transmigrasi sektoral.
Faktor Penyebab terjadinya Migrasi. Secara umum faktor-fakor yang menyebabkan terjadinya migrasi dapat disebutkan sebagai berikut: a. Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru; b. Faktor keselamatan, yaitu migrasi karena daerah yang sebelumnya sering dilanda bencana alam seperti longsor; dan c. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan di tempat mereka sebelumnya. d. Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat.

K. Dampak Positif dan Dampak Negatif Migrasi dan Usaha Penanggulangannya
1. Dampak Positif Migrasi Internasional
Dampak positif imigrasi: Bertambahnya jumlah tenaga ahli yang berasal dari para imigran asing. Masuknya modal asing sehingga dapat mempercepat proses pembangunan karena para imigran tersebut menanamkan modalnya di berbagai bidang. Tercapainya alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia.
Dampak positif emigrasi:Meningkatkan pendapatan orang-orang Indonesia yang bekerja di luar negeri. Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tenaga-tenaga ahli dari luar negeri. Memperkenalkan Indonesia kepada dunia melalui tenaga kerja, mahasiswa, dan sebagainya yang berada di luar negeri.

2. Dampak Positif Migrasi Nasional
Dampak positif transmigrasi: Termanfaatkannya lahan-lahan pertanian yang disebabkan oleh datangnya transmigran ke daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja. Meningkatkan taraf hidup para transmigran. Berkurangnya pengangguran, terutama bagi mereka yang ditransmigrasikan. Meningkatnya produksi.
Dampak positif urbanisasi:Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota. Meluasnya kesempatan membuka usaha-usaha baru. Meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk desa yang berurbanisasi ke kota.
Dampak positif ruralisasi:Apabila penduduk kota yang pindah ke desa merupakan tenaga kerja terdidik, dapat menjadi pendorong pembaharuan di desa. Tenaga terampil yang pindah dari kota ke desa, dapat membantu kekurangan tenaga terampil di desa.

3. Dampak Negatif Migrasi Internasional
Dampak negatif imigrasi: Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Masuknya para imigran yang bertujuan tidak baik. Munculnya kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja dalam negeri.
Dampak negatif emigrasi:Tidak terpenuhinya jumlah tenaga ahli Indonesia. Buruknya citra Indonesia akibat ulah emigran yang tidak baik.

4. Dampak Negatif Migrasi Nasional
Dampak negatif transmigrasi:Dana yang diperlukan untuk transmigrasi sangat besar. Terjadinya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran. Ketidakseimbangan luas lahan yang tersedia dengan jumlah orang yang ditransmigrasikan.
Dampak negatif urbanisasi:Tenaga terampil di desa berkurang dengan berpindahnya tenaga terampil ke kota. Penduduk yang tinggal di desa kebanyakan orang-orang tua. Timbulnya permukiman-permukiman kumuh akibat sulitnya perumahan. Padatnya lalu lintas di kota sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.

Sumber : http://abelpetrus.wordpress.com/geography/permasalahan-penduduk/
Tag : ,

Info Lomba

By : Unknown
LOMBA BLOG 2014
Dengan tema "Kependudukan di Indonesia"
 

Persyaratan:
  1. Peserta lomba Blog Kependudukan usia 15 – 24 tahun. Peserta adalah Warga Negara Indonesia dan wajib mencantumkan kategori yang diikuti.
  2. Penulisan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  3. Tema tulisan mengenai “Kependudukan di Indonesia”, dengan target pembaca sesuai dengan kategori yang dipilih.
  4. Topik tulisan dapat memilih salah satu dari persoalan pengaruh pertambahan penduduk terhadap pembangunan bangsa dimasa mendatang yaitu : Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Kesejahteraan Sosial Ekonomi ; Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Kualitas Hidup Manusia, Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama; Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara; Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Keseimbangan Lingkungan dan Kelestarian Alam.
  5. Tulisan terpasang pada Blog dengan segala variasi rubrik, serta tampilan artistik dan kemudahan mengakses. Diharapkan tulisan mencakup persoalan Kependudukan di Indonesia dan solusi yang ditawarkan.
  6. Penilaian meliputi cara penulisan dengan bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan, Sistematika Penyampaian, serta Ide Kreatif yang dikemukakan. Terutama bentuk visual, tampilan, baik dengan gambar ilustrasi maupun foto terkait. Termasuk interaksi dengan pengguna.
  7. Pemenang lomba I, II, dan III tahun 2013 tidak diperkenankan mengikuti kembali lomba di tahun 2014 ini.
  8. Lomba diadakan sejak diumumkan dan alamat Blog dikirimkan, bisa lewat email atau per pos ke pihak Arswendo Atmowiloto (atmochademas@yahoo.com / sonywibisonoaja@gmail.com), Jl. M. Saidi 34A, Petukangan Selatan – Jakarta 12270, paling lambat diterima tanggal 04 Juli 2014 (tembusan disampaikan ke Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat melalui e-mail ke alamat : penduk_jabar@yahoo.com danper pos ke Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Jalan Surapati No. 122 – Bandung).
  9. Tim penilai pusat akan menyeleksi Blog peserta untuk penetapan 10 besar terbaik dari 33 provinsi. Dari 10 besar terbaik akan diundang ke Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2014 untuk mengikuti lomba penetapan pemenang I, II dan III tingkat nasional (biaya transport dan akomodasi peserta di tanggung DITPENDUK).
  10. Lomba tingkat nasional akan diadakan di Jakarta, pada tanggal 15 Agustus 2014.
  11. Pemenang terbaik tingkat nasional I, II, dan III akan diundang untuk mengikuti acara peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus dan mengikuti acara Bapak Presiden dalam Pembacaan Nota Keuangan di Gedung DPR RI bersama para pemenang lomba tingkat nasional dari instansi lain seluruh Indonesia.
  12. Hadiah bagi para pemenang tingkat nasional adalah : Pemenang I, sebesar Rp. 7.000.000 Pemenang II, sebesar Rp. 5.000.000 Pemenang III, sebesar Rp. 3.000.000 Selain menerima hadiah uang, para pemenang juga menerima sertifikat. 13. Dalam lomba ini tidak diadakan surat menyurat, dan keputusan Dewan Juri yang diketuai Arswendo Atmowiloto, tidak dapat diganggu gugat. 
Sumber : Pamflet info Lomba di Mading SMA Negeri 1 Sungailiat

Masalah Kependudukan Indonesia V.3

By : Unknown

Permasalahan kependudukan adalah salah satu masalah yang harus di hadapi di setiap negara, bukan tidak mungkin jika angka kelahiran dari tahun ke tahun akan meningkat, pemerintah akan kesulitan untuk mensejahterakan rakyat karena dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia meningkat dan anggaran untuk membantu rakyat menengah kebawah juga ikut meningkat. kebutuhan pokok semakin lama semakin menipis, dan lowongan pekerjaan yang terbatas. Bagaimana jadinya negeri ini nantinya?

Permasalahan kependudukan di Indonesia dibagi menjadi dua permasalahan yaitu kuantitas dan kualitas. untuk memahami lebih jelas, mari kita simak sebagai berikut:
Apakah itu kuantitas penduduk?
Kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, dan susunan penduduk.

1. Jumlah Penduduk.
Jumlah penduduk negara Indonesia merupakan urutan ke-4 terbesar setelah China, India, dan Amerika. pertumbuhan penduduk negara Indonesia juga tinggi, sekitar 1.98 % pertahun. sisi positif dari jumlah penduduk yang tinggi adalah memberdayakannya untuk meningkatkan pembangunan. tetapi ada sisi negatif dari jumlah penduduk yang tinggi, pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar untuk mensejahterakan rakyat. Jika pemerintah tidak mampu, maka akan terjadinya angka penganguran yang tinggi, angka kejahatan juga akan tinggi, pemukiman yang kumuh, dan banyaknya penduduk kekurangan gizi makan.

2. Pertumbuhan Penduduk.
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. berikut ada presentase pertumbuhan penduduk Indonesia:
Tahun1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun,
Tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun,
Tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun,
Tahun 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.

3. Kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk adalah luas wilayah dibagi jumlah penduduk Kepadatan penduduk adalah salah satu masalah kependudukan di Indonesia karena tidak tersebar merata. ada wilayah yang kepadatan penduduknua yang sangat tingg contohnya pulau Jawa dan juga ada wilayah dengan kepadatan yang rendah contohnya Pulau Kalimantan. Hal ini disebabkan oleh perekonomian suatu wilayah.

4. Susunan Penduduk.
Susunan penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, pekejaan dan lain sebagainya. Susunan penduduk digambarkan seperti piramida atau juga disebut dengan piramida penduduk.

Apakah itu kualitas penduduk?
Kualitas penduduk adalah mutu kehidupan penduduk pada suatu negara. beberapa faktor mutu kehidupan penduduk pada suatu negara yaitu meliputi tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan tingkat pendapatan.

1. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan bisa diukur dengan lamanya seseorang menempuh pendidakan formal dan berdasarkan tingkat melek huruf. Tingkat pendidikan bukan menjadi indikator kualitas SDM suatu negara karena kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Seseorang yang memliki pendidikan yang tinggi diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi. Kenyataan di Indonesia kebanyakan seorang yang memiliki pendidikan tinggi atau sarjana banyak yang menganggur. keadaan seperti ini sangat memprihatinkan. Diharapkan tingkat pendidikan berbanding lurus dengan tingkat produktivitas. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang di lakukan pemerintah membawa dampak positif bagi kesejahteraan.

2. Tingkat Kesehatan
Tingkat Kesehatan bisa dijadikan indikator mutu kehidupan suatu negara. karena angka harapan hidup suatu negara tinggi maka mutu kesehatan penduduk tersebut tinggi pula. Tingkat kesehatan tidak lepas dari pendapatan seseorang, jika sesorang mendapatkan pendapatan yang tinggi maka untuk memperoleh pelayanan kesehatan juga tinggi. Jika penduduk suatu negara banyak yang sakit maka pembangunan negara tidak berjalan dengan lancar.

3. Tingkat Pendapatan per Kapita
Tingkat pendapatan perkapita ada pendapatan rata-rata penduduk suatu negara setiap tahunnya. Rendahnya pendapatan perkapita dapat mempengaruhi sektor lain seperi rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan karena terganggu dengan permasalahan perekonomian suatu keluarga.


http://remaja-berencana.blogspot.com/2013/06/permasalahan-kependudukan-di-indonesia.html
Tag : ,

Masalah Kependudukan Indonesia V.2

By : Unknown

Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia. Tingkat pertumbuhan penduduknya juga tinggi. Sebenarnya jumlah penduduk yang besar bukanlah suatu masalah, sebab apabila semua penduduknya memiliki kualitas SDM yang baik maka justru akan memberikan kontribusi kepada negara. Masalah kependudukan di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.

Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.

b. Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup
anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.
b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:
• Sebagai pusat pemerintahan.
• Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
• Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
• Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
• Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar


Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:
• Munculnya permukiman liar.
• Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
• Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
• Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran, dan lain-lain.
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.

Upaya-upaya tersebut adalah:
• Pemerataan pembangunan.
• Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
• Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi.
Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
- Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
- Peningkatan taraf hidup transmigran.
- Pengolahan sumber daya alam.
- Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
- Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
- Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.


Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:
o terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang.
o terjadi kekeringan.
o tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi.

2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif

a. Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1) Angka Kematian
2) Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.

b. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa
dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.

c. Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM
penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?

http://handikap60.blogspot.com/2012/12/masalah-kependudukan-di-indonesia.html
Tag : ,

- Copyright © Kependudukan Indonesia - D.A.L - Powered by Blogger - Redesigned by Aditya Hermawan -